PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pengurus PP BAMAG KAB.NUNUKAN Periode 2013-2015

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pemuda Gereja Toraja Eben-Haezer Nunukan (PPGT)

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pemuda Gereja GPSI MARANATHA I

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pemuda Gereja GGP " Alfa Omega "

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pemuda Gereja GPIB SION Nunukan

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pemuda Gereja GPSDI

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pemuda Gereja GAIN Anglikan

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

Pemuda Gereja GBT Bukit Zaitun

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

PP BAMAG Ikut Serta Dalam Penyambutan Obor 100 Tahun IMT

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

PP BAMAG Ikut Serta Dalam Penyambutan Obor 100 Tahun IMT

PP BAMAG KABUPATEN NUNUKAN

PP BAMAG Memakai Baju Adat Toraja Dalam Penyambutan Obor 100 Tahun IMT

Rabu, 29 Mei 2013

Cinta anda ditolak ? Bersyukurlah

Bersyukurlah ketika anda ditolak. Jelas yang saya maksud bukan, “sukurin!” Kenapa mengutuk selagi bisa mengucap berkat? (Lukas 6:31) Syukur yang saya maksudkan di sini adalah bersyukur dalam arti yang sebenarnya. Mengapa perlu bersyukur ketika anda ditolak?

1. Untuk mensyukuri bahwa anda setidaknya tahu bahwa dia bukanlah jodoh anda, mengetahui ini bukanlah waktu yang tepat untuk anda melangsungkan hubungan dengannya, atau bahkan mungkin itu bukanlah lokasi ‘penembakan’ yang tepat untuk anda. Kita seharusnya bersyukur karena walaupun mungkin dia bukan orang yang tepat, atau mungkin waktunya yang tidak tepat, maupun tempatnya yang tidak tepat, kita masih punya waktu-waktu lain, masih punya lokasi yang mungkin lebih romantis, atau bahkan jodoh yang tersembunyi di suatu tempat.
2. Alasan yang kedua karena anda bisa merasakan seperti apa yang dirasakan oleh Kristus, yakni penolakan dari umatNYA. Walau memang penolakan yang anda rasakan tidak serupa dengan yang Ia rasakan. Mengapa saya bilang beda? Karena penolakan yang Ia terima justru berasal dari umatNYA. Sebelumnya kita adalah milikNYA, tetapi kita menolakNYA, itu sama artinya dengan mengkhianati cinta yang telah lama berlangsung. Belum lagi ketika Kristus dihina setelah ditolak. Ibaratnya setelah putus cinta, sang mantan malah menghina, tentu Kristus akan merasakan rasa sakit hati yang luar biasa. Hal ini jelas berbeda dengan cinta yang sama sekali belum dimulai bukan? Ketika anda dikhianati, jelas anda harus berusaha untuk mengampuni, sama ketika Kristus juga mengampuni (Lukas 23:34). Bersyukurlah karena paling tidak kita merasakan sebagian kecil dari apa yang Kristus rasakan.
3. Anda tidak punya alasan untuk merasa tersakiti ketika ditolak. Kenapa anda tidak punya alasan untuk merasa tersakiti? Karena cinta tidak bisa dipaksakan. Ketika anda merasa tersakiti saat ia menolak anda, sebenarnya siapa yang sedang menyakiti diri anda? Jelas diri anda sendiri! Anda melakukan sesuatu yang menyakiti diri anda, dan anda malah menganggap orang lain sedang menyakiti anda? Sungguh suatu hal yang aneh bukan? Ingat saja pada Amsal 11:17

“Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.” Seperti yang saya bilang, ketika anda tersakiti, bersyukurlah. Selamat bersyukur.

Sumber : Buku Hikmat Dari Tuhan Tentang Kehidupan

Senin, 27 Mei 2013

Kerendahan Hati: Belajar Melepaskan Hak


“Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!” Mazmur 22:27

Kerendahan Hati: Belajar Melepaskan HakDaud memiliki hati yang luar biasa. Dia dikenal sebagai orang yang berkenan di hadapan Allah. Hanya dua tokoh di Alkitab yang disebut sebagai yang berkenan di hadapan Allah Bapa, yaitu Daud dan Tuhan Yesus sendiri.

Berbagai masalah dilalui oleh Daud dengan penuh penderitaan tetapi juga selalu penuh dengan kemenangan. Kuncinya ada di kerendahan hati yang Daud miliki. Kerendahan hati membuat Tuhan berkenan kepada kita. Dia melihat orang-orang yang rendah hati dan mencurahkan berkatNya bagi mereka.

Ada beberapa kejadian yang menimpa Daud, dimana dia menunjukkan kerendahan hatinya dalam masalah yang dia hadapi. Mari kita lihat kisahnya.

Lalu datanglah seseorang mengabarkan kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.”


Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang!” ” 2 Samuel 15:13-14

Absalom melakukan kudeta kepada Daud yang pada saat itu duduk sebagai raja. Sebagai raja, Daud tidak menggunakan kekuasaannya, kekuatannya, massa-nya dan semua sumber daya yang dia miliki untuk melawan, mengalahkan dan menangkap Absalom. Daud bisa saja menang jika dia menggunakan seluruh kekuatan yang dia miliki saat itu. Tetapi Daud justru menyingkir dan “mengalah” dari Absalom.

Melihat rajanya menyingkir dari kota, para imam Lewi juga turut serta pergi dengan Raja Daud sambil membawa tabut Allah. Tetapi Daud justru menyuruh mereka untuk kembali ke kota.



Lalu berkatalah raja kepada Zadok: “Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya.
Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya.” ” 2 Samuel 15:25-26

Daud tidak memaksakan kehendaknya sendiri agar apa yang dia miliki dapat tetap terus berada di dekatnya. Daud tidak merasa bahwa dia memiliki hak untuk membawa tabut Allah ikut beserta dengan dia.

Daud menyadari bahwa segala yang terjadi adalah dengan seijin Tuhan. Hingga dia sanggup berkata bahwa jika Tuhan mengijinkan dia kembali, maka dia pasti akan kembali dan melihat tabut Allah kembali. Bahkan dia juga sanggup berkata bahwa jika Tuhan tidak mengijinkan dia kembali, maka itulah yang terbaik Tuhan berikan baginya.

Sungguh luar biasa sikap yang ditunjukkan oleh Daud. Seberapa banyak dari kita yang selalu ingin memaksakan kehendak kita begitu kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan. Apalagi jika hal itu sudah lama kita impi-impikan dan kita rindukan. Sebagian dari kita pasti tidak mau melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak kita. Tetapi Daud mengajarkan kita untuk melepaskan apa yang sebenarnya menjadi hak kita.

Memang tidak mudah untuk melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak kita, apa yang seharusnya kita peroleh dan apa yang seharusnya kita raih. Tetapi ada saat-saat tertentu yang memang Tuhan ijinkan agar kita dapat belajar bahwa kerendahan hati jauh lebih penting dari segala apa yang kita inginkan di dunia ini.

Mari kita lihat satu kejadian lagi tidak lama setelah apa yang Daud alami di atas.
Ketika raja Daud telah sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk.
Daud dan semua pegawai raja Daud dilemparinya dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya.” 2 Samuel 16:5-6


Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja: “Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.”
Tetapi kata raja: “Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?”

Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: “Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian.
Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” ” 2 Samuel 16:9-12

Mengagumkan sekali sikap yang ditunjukkan oleh Daud pada saat ada orang yang mengutuki dan melempari dia dengan batu. Jika hal ini terjadi pada jaman sekarang dimana ada orang yang menghina secara langsung pemimpin negara dan melemparinya dengan benda-benda keras, kita tentu sudah dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan orang tersebut.

Tetapi sekali lagi Daud menunjukkan bahwa dia tidak menggunakan kekuasaannya, posisinya dan haknya sebagai raja untuk menangkap, menghukum atau bahkan menghabisi nyawa orang tersebut.
Daud mengerti bahwa tidak ada segala sesuatu yang terjadi tanpa kendali dari Tuhan. Semua yang terjadi adalah seijin Tuhan.

Mari kita belajar dari kerendahan hati yang dimiliki oleh Daud. Tidak seharusnya kita mengeraskan hati kita jika ada hal yang terjadi di luar kehendak kita. Belajarlah untuk mengucap syukur untuk keadaan apapun yang terjadi dalam hidup kita. Ketahuilah bahwa ketika kita tertindas dan kita merespon dengan segala kerendahan hati, maka Tuhan akan melihat keberadaan kita.

Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” Yesaya 57:15

Jagalah hati kita untuk tidak cepat bereaksi ketika menghadapi hal-hal yang tidak kita inginkan. Mintalah kekuatan dari Tuhan dan damai sejahteraNya agar tetap melingkupi hidup kita. Dia yang adalah sumber dari segala yang ada di dunia ini akan memberikan kita kedamaian dan kekuatan untuk menghadapi hal-hal yang jauh di luar kekuatan kita. Just let it go, surrender to God. Haleluya!
.
“Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.” Mazmur 37:11

Sumber : Pelita Hidup.com