“Orang yang rendah hati akan
makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia;
biarlah hatimu hidup untuk selamanya!” Mazmur 22:27
Daud memiliki hati yang luar biasa. Dia dikenal sebagai orang yang
berkenan di hadapan Allah. Hanya dua tokoh di Alkitab yang disebut
sebagai yang berkenan di hadapan Allah Bapa, yaitu Daud dan Tuhan Yesus
sendiri.
Berbagai masalah dilalui oleh Daud dengan penuh penderitaan tetapi juga
selalu penuh dengan kemenangan. Kuncinya ada di kerendahan hati yang
Daud miliki. Kerendahan hati membuat Tuhan berkenan kepada kita. Dia
melihat orang-orang yang rendah hati dan mencurahkan berkatNya bagi
mereka.
Ada beberapa kejadian yang menimpa Daud, dimana dia menunjukkan
kerendahan hatinya dalam masalah yang dia hadapi. Mari kita lihat
kisahnya.
“Lalu datanglah seseorang mengabarkan kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.”
Kemudian berbicaralah Daud kepada
semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem:
“Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak
akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan
dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul
kota ini dengan mata pedang!” ” 2 Samuel 15:13-14
Absalom melakukan kudeta kepada Daud yang pada saat itu duduk sebagai
raja. Sebagai raja, Daud tidak menggunakan kekuasaannya, kekuatannya,
massa-nya dan semua sumber daya yang dia miliki untuk melawan,
mengalahkan dan menangkap Absalom. Daud bisa saja menang jika dia menggunakan seluruh kekuatan yang dia miliki saat itu. Tetapi Daud
justru menyingkir dan “mengalah” dari Absalom.
Melihat rajanya menyingkir dari kota, para imam Lewi juga turut serta
pergi dengan Raja Daud sambil membawa tabut Allah. Tetapi Daud justru
menyuruh mereka untuk kembali ke kota.
“Lalu berkatalah raja kepada Zadok:
“Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; jika aku mendapat kasih
karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga
aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya.
Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku
tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya
kepadaku apa yang baik di mata-Nya.” ” 2 Samuel 15:25-26
Daud tidak memaksakan kehendaknya sendiri agar apa yang dia miliki
dapat tetap terus berada di dekatnya. Daud tidak merasa bahwa dia
memiliki hak untuk membawa tabut Allah ikut beserta dengan dia.
Daud menyadari bahwa segala yang terjadi adalah dengan seijin Tuhan.
Hingga dia sanggup berkata bahwa jika Tuhan mengijinkan dia kembali,
maka dia pasti akan kembali dan melihat tabut Allah kembali. Bahkan dia
juga sanggup berkata bahwa jika Tuhan tidak mengijinkan dia kembali,
maka itulah yang terbaik Tuhan berikan baginya.
Sungguh luar biasa sikap yang ditunjukkan oleh Daud. Seberapa banyak
dari kita yang selalu ingin memaksakan kehendak kita begitu kita tidak
memperoleh apa yang kita inginkan. Apalagi jika hal itu sudah lama kita
impi-impikan dan kita rindukan. Sebagian dari kita pasti tidak mau
melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak kita. Tetapi Daud mengajarkan
kita untuk melepaskan apa yang sebenarnya menjadi hak kita.
Memang tidak mudah untuk melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak
kita, apa yang seharusnya kita peroleh dan apa yang seharusnya kita
raih. Tetapi ada saat-saat tertentu yang memang Tuhan ijinkan agar kita
dapat belajar bahwa kerendahan hati jauh lebih penting dari segala apa
yang kita inginkan di dunia ini.
Mari kita lihat satu kejadian lagi tidak lama setelah apa yang Daud alami di atas.
“Ketika raja Daud telah sampai ke
Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama
Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk.
Daud dan semua pegawai raja Daud
dilemparinya dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan
berjalan di kiri kanannya.” 2 Samuel 16:5-6
“Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya,
kepada raja: “Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah
aku menyeberang dan memenggal kepalanya.”
Tetapi kata raja: “Apakah urusanku
dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila
TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya:
mengapa engkau berbuat demikian?”
Pula kata Daud kepada Abisai dan
kepada semua pegawainya: “Sedangkan anak kandungku ingin mencabut
nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan
biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya
demikian.
Mungkin TUHAN akan memperhatikan
kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti
kutuk orang itu pada hari ini.” ” 2 Samuel 16:9-12
Mengagumkan sekali sikap yang ditunjukkan oleh Daud pada saat ada
orang yang mengutuki dan melempari dia dengan batu. Jika hal ini terjadi
pada jaman sekarang dimana ada orang yang menghina secara langsung
pemimpin negara dan melemparinya dengan benda-benda keras, kita tentu
sudah dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan orang tersebut.
Tetapi sekali lagi Daud menunjukkan bahwa dia tidak menggunakan
kekuasaannya, posisinya dan haknya sebagai raja untuk menangkap,
menghukum atau bahkan menghabisi nyawa orang tersebut.
Daud mengerti bahwa tidak ada segala sesuatu yang terjadi tanpa kendali dari Tuhan. Semua yang terjadi adalah seijin Tuhan.
Mari kita belajar dari kerendahan hati yang dimiliki oleh Daud. Tidak
seharusnya kita mengeraskan hati kita jika ada hal yang terjadi di luar
kehendak kita. Belajarlah untuk mengucap syukur untuk keadaan apapun
yang terjadi dalam hidup kita. Ketahuilah bahwa ketika kita tertindas
dan kita merespon dengan segala kerendahan hati, maka Tuhan akan melihat
keberadaan kita.
“Sebab beginilah firman Yang
Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang
Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus
tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk
menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk
menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” Yesaya 57:15
Jagalah hati kita untuk tidak cepat bereaksi ketika menghadapi
hal-hal yang tidak kita inginkan. Mintalah kekuatan dari Tuhan dan damai
sejahteraNya agar tetap melingkupi hidup kita. Dia yang adalah sumber
dari segala yang ada di dunia ini akan memberikan kita kedamaian dan
kekuatan untuk menghadapi hal-hal yang jauh di luar kekuatan kita. Just
let it go, surrender to God. Haleluya!
.
“Tetapi orang-orang yang rendah
hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang
berlimpah-limpah.” Mazmur 37:11
Sumber : Pelita Hidup.com