“Dan bukan hanya itu saja. Kita
malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Roma 5:3-5
Rasul Paulus telah memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi kita melalui kehidupan yang dilaluinya. Secara manusia dia lebih banyak melalui penderitaan setelah dia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya dibanding ketika dia belum mengenal Kristus. Segala kebanggaan dan kebesaran di masa lalunya justru hanya dianggap sebagai sampah yang tidak berarti. Tetapi penderitaan yang dialaminya membuat dia bangga atas apa yang dijalaninya.
Rasul Paulus telah memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi kita melalui kehidupan yang dilaluinya. Secara manusia dia lebih banyak melalui penderitaan setelah dia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya dibanding ketika dia belum mengenal Kristus. Segala kebanggaan dan kebesaran di masa lalunya justru hanya dianggap sebagai sampah yang tidak berarti. Tetapi penderitaan yang dialaminya membuat dia bangga atas apa yang dijalaninya.
Kesengsaraan – Suffering
Begitu banyak kesengsaraan yang Paulus lalui ketika mengabarkan Injil
ke seluruh dunia. Dia menerima begitu banyak penolakan dari pengkabaran
Injil yang dilakukannya. Dia menerima ancaman, aniaya, siksaan,
musibah, dipenjara dan masih banyak penderitaan lainnya (2 Korintus
11:23-27).
“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” 2 Korintus 4:8-9
Tetapi apa yang Paulus lalui itu tidak membuat dia berhenti melakukan
pekerjaannya. Ada kekuatan yang senantiasa membuat dia terus maju untuk
melakukan pekerjaanya. Dia tahu bahwa dia akan menerima sesuatu yang
sangat mulia atas apa yang dia lakukan pada saat itu. Bahkan Paulus
berkata bahwa kita harus bermegah dalam kesengsaraan yang kita alami.
Mengapa demikian?
“Sebab itu kami tidak tawar hati,
tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia
batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 2 Korintus 4:16-17
*courtesy of PelitaHidup.com
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 2 Korintus 4:16-17
Paulus tahu bahwa dia akan menerima kemuliaan kekal yang jauh
melebihi segala yang telah dia alami, miliki, dan dia lalui saat itu.
Tidak ada yang lebih indah selain menerima kemuliaan dari Tuhan kita
Yesus Kristus. Itulah yang membuat Paulus justru berbangga atas
kesengsaraan yang dia alami.
Ketekunan – Perseverance
Kata “perseverance” berarti menanggung masa kesusahan dengan
kesabaran dan ketahanan. Masa-masa susah yang dialami Rasul Paulus tidak
hanya dialami dalam waktu sebentar saja. Bahkan menjelang akhir
hidupnya Paulus hidup di penjara. Tetapi dia menanggung segala kesusahan
itu dengan kesabaran. Bahkan Paulus juga menulis surat dari penjara
kepada jemaat yang dia layani. Melalui surat itu dia tetap memberikan
penghiburan, kekuatan dan doanya kepada mereka.
Memang tidak mudah menanggung masa-masa sulit yang sedang kita alami.
Bahkan kita tidak pernah tahu seberapa lama hal itu akan kita alami.
Tetapi ketika kita menjalaninya dengan tekun, dan menjalaninya dengan
sikap hati yang tetap bersukacita dan memuji-muji Allah, maka kita akan
tetap dapat bertahan menghadapi berbagai hal sulit apapun yang menimpa
hidup kita.
“Sebab itu sejak waktu kami
mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta,
supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk
mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
sehingga hidupmu layak di
hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi
buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan
yang benar tentang Allah,
dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar,
dan mengucap syukur dengan sukacita
kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.” Kolose 1:9-12
Biarlah kita tetap mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa di
surga, karena kesengsaraan yang kita alami akan membuat kita senantiasa
tekun beribadah kepadaNya.
Tahan Uji – Character
“Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
sekali kelak pekerjaan
masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya,
sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing
orang akan diuji oleh api itu.
Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.” 1 Korintus 3:12-14
Rasul Paulus memberikan penjelasan kepada kita bahwa kehidupan kita
ini bagaikan membangun sebuah bangunan. Kita dapat membangunnya dengan
berbagai macam bahan, baik dari bahan yang sederhana hingga bahan yang
kuat dan indah.
Bangunan yang sederhana akan mudah sekali hancur terbakar oleh api.
Sedangkan bangunan yang terbuat dari bahan yang kuat akan lebih bertahan
atas panasnya api.
Apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini juga akan diuji oleh
panasnya api, yaitu melalui berbagai macam penderitaan yang kita alami.
Ketika kita membangun kehidupan kita di atas dasar yang kuat, yaitu
Yesus Kristus, maka hidup kita akan tahan atas panasnya api yang
membakar.
Kasih, sukacita, ucapan syukur, rendah hati dan segala hal yang
Kristus ajarkan merupakan dasar yang kuat bagi hidup kita dalam
menghadapi berbagai macam kesengsaraan. Kita akan bertahan dalam segala
ujian yang kita hadapi. Karakter yang kuat akan muncul dari kehidupan
kita.
Dengan dasar yang kuat, maka semakin berat penderitaan yang kita
alami justru akan membuat kita semakin memancarkan terang kasih Kristus
melalui kehidupan kita. Oleh karena itu, marilah kita membangun hidup
kita di atas dasar yang kuat, yaitu Yesus Kristus, agar karakter kita
dapat terbentuk dengan sempurna melalui berbagai macam kesusahan dan
penderitaan.
Pengharapan – Hope
“Sebab kita diselamatkan dalam
pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi;
sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?” Roma 8:24
Rasul Paulus memberikan pengertian bahwa pengharapan yang kita
lakukan bukanlah pengharapan karena kita telah melihat dan mengetahui
bahwa kita akan menerima sesuatu. Tetapi pengharapan adalah penantian
atas hal-hal yang belum pernah kita lihat.
Melalui berbagai ujian penderitaan dalam hidup kita, sehingga
karakter Kristus terbentuk kuat dalam hidup kita, maka kita akan dapat
memiliki pengharapan seperti yang dimaksud oleh Paulus. Kita akan tahu
bahwa pengharapan itu tidak akan mengecewakan hidup kita, karena kasih
Allah-lah yang menimbulkan pengharapan itu dalam hati kita.
“Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Roma 5:5
Berharap kepada manusia akan membawa kita kepada kekecewaan. Seberapa
banyak kita berharap dari manusia, kekuatan sendiri, pekerjaan, bisnis
dan apa yang kita lakukan, dan kita malah mendapatkan kekecewaan?
Pengharapan kepada Allah tidak akan mengecewakan, tetapi justru akan
memberi kekuatan bagi kita dalam menjalani setiap ujian kehidupan yang
ada.
Kita dapat melihat betapa Abraham tetap berharap akan janji Tuhan,
yaitu membuat keturunannya seperti debu tanah banyaknya dan seperti
bintang-bintang di langit jumlahnya, walaupun dia belum memiliki anak
pada saat umurnya seratus tahun.
Pengharapan yang kuat timbul dalam hati Abraham, karena dia telah
memiliki karakter yang kuat di dalam Tuhan. Pengharapan itu benar-benar
tidak mengecewakan hidupnya. Melalui anak dari darah dagingnya sendiri,
yaitu Ishak, Tuhan membuat satu bangsa yang kuat yang pernah ada di muka
bumi ini.
Marilah kita tetap memiliki pengharapan yang kuat kepada Kristus
Yesus, supaya kita dapat memperoleh apa yang kita harapkan tepat pada
waktu yang Tuhan nyatakan. Segala puji dan hormat dan kemuliaan hanya
bagi Yesus Kristus, Tuhan Allah kita. Haleluya!
.
“Sebab kami tidak memperhatikan
yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan
adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”
(2 Korintus
4:18)
Sumber : Pelita Hidup.com